Breaking

Kamis, 30 Januari 2014

MAKALAH TENTANG KALIMAT EFEKTIF

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan,diinginkan,atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif.Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula.
Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim, 1994:86).
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain, mungkin kalimat-kalimat yang dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca sukar mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk membahas kalimat efektif dengan segala permasalahannya.

1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?
2. Apa saja unsur-unsur kalimat?
3. Apa ciri-ciri kalimat efektif?
4. Apa syarat yang mendasari kalimat efektif?
5. Bagaimana struktur kalimat efektif?

 1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunakan bahasa Indonesia
    sehingga menjadi  baik dan benar.
2. Mengetahui apa dan bagaimana penggunaan kalimat efektif dalam
    Berbahasa.
3. Menjaga kemurnian bahasa Indonesia.

1.4 MANFAAT PENULISAN
1. Manfaat untuk diri sendiri: agar bisa memahami bagaimana yang
    dikatakan dengan kalimat efektif.
2. Manfaat untuk kelompok: agar kita bisa menjaga budaya Bahasa
    Indonesia yang baik dan mampu menerapkannya dalam kehidupan
    sehari-hari.

 BAB II
PEMBAHASAN

Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.

2.1 KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif memiliki syarat-syarat sebagai berikut :
   1. Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
   2. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran
       pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau
       penulisnya.
Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa.
A. Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini :
Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas. Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam bagi untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.
Contoh:
a. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang
    kuliah. (Salah)
b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.
    (Benar)
Tidak terdapat subjek yang ganda.
Contoh:
a. Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.
b. Saat itu saya kurang jelas.
Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara berikut :
a. Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.
b. Saat itu bagi saya kurang jelas.
Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
Contoh:
a. Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti
    acara pertama.
b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli
    sepeda motor Suzuki.
Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, ubahlah kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antarkalimat, sebagai berikut:
a. Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti
    acara pertama. Atau Kami datang terlambat. Oleh karena itu, kami
    tidak dapat mengikuti acara pertama.
b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli
    sepeda motor Suzuki. Atau Kakaknya membeli sepeda motor Honda.
    Akan tetapi, dia membeli sepeda motor Suzuki.
Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh:
a. Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.
b. Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting.
Perbaikannya adalah sebagai berikut:
a. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
b. Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.

B. Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
Contoh:
Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
Kalimat a tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu.
Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.
Kalimat b tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang,pengujian, dan pengaturan. Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nomial, sebagai berikut.
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

C. Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.
Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah presiden mengharapkan.

Contoh:
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
Penekanannya Harapan presiden.
Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.
Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
Seharusnya:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.

Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).
Contoh:
Saudaralah yang bertanggung jawab.

D. Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Peghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.
Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
Perhatikan contoh:
Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.
Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut.
Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.
Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
Perhatikan:
Ia memakai baju warna merah.
Di mana engkau menangkap burung pipit itu?
Kata merah sudah mencakupi kata warna.
Kata pipit sudah mencakupi kata burung.
Kalimat itu dapat diubah menjadi
a. Ia memakai baju merah.
b. Di mana engkau menangkap pipit itu?
Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini.
Dia hanya membawa badannya saja.
Sejak dari pagi dia bermenung.
Kata naik bersinonim dengan ke atas.
Kata turun bersinonim dengan ke bawah.
Kalimat ini dapat diperbaiki menjadi
Dia hanya membawa badannya.
Sejak pagi dia bermenung.
Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Misalnya:
Bentuk tidak baku bentuk baku :
Para tamu-tamu para tamu.
Beberapa orang-orang beberapa orang.

E. Kecermatan
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda.
Dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut.
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat 1 memilikimakna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguran tinggi.
Kalimat 2 memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.
Perhatikan kalimat berikut.
Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.
Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu diceritakan dan menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi
Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.

F. Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
1. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara
    berpikir yang tidak simetris.Oleh karena itu, kita hindari kalimat yang
    panjang dan bertele-tele.
    Misalnya:
    Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang
    kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang
    secara tidak sadar bertindak keluar dari kepribadian manusia Indonesia
    dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab.
    Silahkan Anda perbaiki kalimat di atas supaya menjadi kalimat yang
    padu.
2. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara
    tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
    a. Surat itu saya sudah baca.
    b. Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.
     Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak
     antara agen dan verbal. Seharusnya kalimat itu berbentuk
    a. Surat itu sudah saya baca.
    b. Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
3. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti
    daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
    Perhatikan kalimat ini :
    a. Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.
    b. Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-
        rumah adat.
        Seharusnya:
        a. Mereka membicarakan kehendak rakyat.
        b. Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah
           adat.
G. Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.

2.2 KETIDAK EFEKTIFAN KALIMAT
Menurut Nazar (1991, 44:52) ketidakefektifan kalimat dikelompokkan menjadi (1) ketidaklengkapan unsur kalimat,(2) kalimat dipengaruhi bahasa Inggris, (3) kalimat mengandung makna ganda, (4) kalimat bermakna tidak logis, (5) kalimat mengandung gejala pleonasme, dan (6) kalimat dengan struktur rancu.

1. Ketidaklengkapan Unsur Kalimat
Seperti yang sudah dibicarakan sebelumnya bahwa kalimat efektif harus memiliki unsur-unsur yang lengkap dan eksplisit.Untuk itu, kalimat efektif sekurang-kurangnya harus mengandung unsur subjek dan predikat. Jika salah satu unsur atau kedua unsur itu tidak terdapat dalam kalimat, tentu saja kalimat ini tidak lengkap. Adakalanya suatu kalimat membutuhkan objek dan keterangan, tetapi karena kelalaian penulis, salah satu atau kedua unsur ini terlupakan. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut :
(1) Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif.
(2) Masalah yang dibahas dalam penenelitian ini.
(3) Untuk membuat sebuah penelitian harus menguasai metodologi
      penelitian.
(4) Bahasa Indonesia yang berasal dari Melayu.
(5) Dalam rapat pengurus kemarin sudah memutuskan.
(6) Sehingga masalah itu dapat diatasi dengan baik.
      Kalau kita perhatikan kalimat di atas terlihat bahwa kalimat (1) tidak
      memiliki subjek karena didahului oleh kata depan dalam; kalimat (2)  
      dan (3) tidak memiliki predikat hanya memiliki subjek saja; kalimat    
      (4) tidak memiliki subjek, kalimat (5) tidak memiliki subjek dan
        Objek, kalimat (6) tidak memiliki subjek dan predikat karena hanya
        terdiri atas keterangan yang merupakan anak kalimat yang
        berfungsi sebagai keterangan. Agar kalimat-kalimat di atas menjadi
        lengkap, kita harus menghilangkan bagian-bagian yang berlebih dan
        menambah bagian-bagian yang kurang sebagaimana terlihat pada
contoh berikut.
(1a) Penelitian ini menggunakan metode deskriptif.
(1b) Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif.
(2a) Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah jenis dan
        makna konotasi teka-teki dalam bahasa Minangkabau.
(3a) Untuk membuat sebuah penelitian kita harus menguasai
       metodologi penelitian.
(4a) Bahasa Indonesia berasal dari Melayu.
(5a) Dalam rapat pengurus kemarin kita sudah memutuskan
       program baru.
(6a) Kita harus berusaha keras sehingga masalah itu dapat diatasi
       dengan baik.
2. Kalimat Dipengaruhi Bahasa Inggris
Dalam karangan ilmiah sering dijumpai pemakaian bentuk-bentuk di mana, dalam mana, di dalam mana, dari mana, dan yang mana sebagai penghubung. Menurut Ramlan (1994:35-37) penggunaan bentuk-bentuk tersebut kemungkinan besar dipengaruhi oleh bahasa asing, khususnya bahasa Inggris. Bentuk di mana sejajar dengan penggunaan where, dalam mana dan di dalam mana sejajar dengan pemakaian in which, dan yang mana sejajar dengan which. Dikatakan dipengaruhi oleh bahasa Inggris karena dalam bahasa Inggris bentuk-bentuk itu lazim digunakan sebagai penghubung sebagaimana terlihat pada contoh berikut.
(7)  The house where he live very large.
(8)  Karmila opened the album in which he had kept her new
       photogragraph.
(9)  If I have no class, I stay at the small building from where the sound
       of gamelan can be heard smoothly
(10) The tourism sector which is the economical back bone of country
       must always be intensified.
Pemakaian bentuk-bentuk di mana, dalam mana, di dalam mana, dari mana, dan yang mana sering ditemui dalam tulisan seperti yang terlihat pada data berikut.
(11) Kantor di mana dia bekerja tidak jauh dari rumahnya.
(12) Kita akan teringat peristiwa 56 tahun yang lalu di mana waktu itu
       bangsa Indonesia telah berikrar.
(13) Rumah yang di depan mana terdapat kios kecil kemarin terbakar.
(14) Sektor pariwisata yang mana merupakan tulang punggung
       perekonomian Negara harus senantiasa ditingkatkan.
(15) Mereka tinggal jauh dari kota dari mana lingkungannya masih asri.
Bentuk-bentuk di mana, di depan mana, dari mana, yang mana, dan dari mana dalam bahasa Indonesia dipakai untuk menandai kalimat tanya. Bentuk di mana dan dari mana dipakai untuk menyatakan ‘tempat’, yaitu ‘tempat berada’ dan ‘tempat asal’, sedangkan yang mana untuk menyatakan pilihan. Jadi, kalimat (11-15) di atas seharusnya diubah menjadi :
(11a) Kantor tempat dia bekerja tidak jauh dari rumahnya.
(12a) Kita akan teringat peristiwa 56 tahun yang lalu yang waktu itu
         bangsa Indonesia telah berikrar.
(13a) Rumah yang di depan kios kecil kemarin terbakar.
(14a) Sektor pariwisata yang merupakan tulang punggung perekonomian
         negara harus senantiasa ditingkatkan.
(15a) Mereka tinggal jauh dari kota yang lingkungannya masih asri.
3. Kalimat Mengandung Makna Ganda
Agar kalimat tidak menimbulkan tafsir ganda, kalimat itu harus dibuat selengkap mungkin atau memanfaatkan tanda baca tertentu. Untuk lebih jelasnya perhatikan data berikut.
(16)   Dari keterangan masyarakat daerah itu belum pernah diteliti.
(17)   Lukisan Basuki Abdullah sangat terkenal.
         Pada kalimat (16) di atas terdapat dua kemungkinan hal yang
         belum pernah diteliti yaitu masyarakat di daerah itu atau
         daerahnya. Agarkonsep yang diungkapkan kalimat itu jelas, tanda
         koma harus digunakan sesuai dengan konsep yang dimaksudkan.     
         Kalimat (16)tersebut dapat ditulis sebagai berikut.
(16a) Dari keterangan (yang diperoleh), masyarakat daerah itu belum
         pernah diteliti.
(16b) Dari keterangan masyarakat, daerah itu belum pernah diteliti.
         Pada kalimat (17) terdapat tiga kemungkinan ide yang
         dikemukakan, yaitu yang sangat terkenal adalah lukisan karya
         Basuki Abdullah atau lukisan diri Basuki Abdullah atau lukisan milik
         Basuki Abdullah seperti yang terlihat data-data (17a), (17b), dan (17c) berikut.
(17a) Lukisan karya Basuki Abdullah sangat terkenal.
(17b) Lukisan diri Basuki Abdullah sangat terkenal.
(17c) Lukisan milik Basuki Abdullah sangat terkenal.
         Pemakaian tanda hubung juga dapat digunakan untuk memperjelas
         ide-ide yang diungkapkan pada frase pemilikan. Untuk lebih
         jelasnya, perhatikan berikut.
(18)  Ani baru saja membeli buku sejarah baru.
         Kalimat (18) di atas mengandung ketaksaan yaitu yang baru itu
         buku sejarahnyakah atau sejarahnya yang baru. Untuk
         menghindari ketaksaan makna, digunakan tanda hubung agar
         konsep yang diungkapkan jelas sesuai dengan yang dimaksudkan.
         Kalimat (18a) yang baru adalah buku sejarahnya, sedangkan
         kalimat (18b) yang baru adalah sejarahnya.
(18a) AAni baru saja membeli buku-sejarah baru.
(18b) Ani baru saja membeli buku sejarah-baru.
4. Kalimat Bermakna Tidak Logis
    Kalimat efektif harus dapat diterima oleh akal sehat atau bersifat logis.
       Kalimat
(19) berikut tergolong kalimat yang tidak logis.
(19) Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah selesailah makalah ini.
Kalau kita perhatikan secara sepintas kalimat (19) di atas tampaknya tidak salah. Akan tetapi, apabila diperhatikan lebih seksama ternyata tidak masuk akal. Seseorang untuk menyelesaikan sebuah makalah harus bekerja dulu dan tidak mungkin makalah itu akan dapat selesai hanya dengan membaca alhamdulillah. Jadi, supaya kalimat itu dapat diterima, kalimat itu dapat diubah menjadi :
(20a) Syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah Yang Mahakuasa karena dengan izin-Nya jualah makalah ini dapat diselesaikan.
5. Kalimat Mengandung Pleonasme
Kalimat pleonasme adalah kalimat yang tidak ekonomis atau mubazir karena adaterdapat kata-kata yang sebetulnya tidak perlu digunakan. Menurut Badudu (1983:29) timbulnya gejala pleonasme disebabkan oleh (1) dua kata atau lebih yang sama maknanya dipakai sekaligus dalam suatu ungkapan, (2) dalam suatu ungkapan yang terdiri atas dua patah kata, kata kedua sebenarnya tidak diperlukan lagi sebab maknanya sudah terkandung dalam kata yang pertama, dan (3) bentuk kata yang dipakai mengandung makna yang sama dengan kata kata lain yang dipakai bersama-sama dalam ungkapan itu.
Contoh-contoh pemakaian bentuk mubazir dapat dilihat berikut ini.
(20) Firmarina meneliti tentang teka-teki bahasa Minangkabau.
(21) Banyak pemikiran-pemikiran yang dilontarkan dalam pertemuan
       tersebut.
(22) Pembangunan daripada waduk itu menjadi sisa-sia pada musim
       kemarau panjang ini.
(23) Air sumur yang digunakan penduduk tidak sehat untuk digunakan.
(24) Jika dapat ditemukan beberapa data lagi, maka gejala
       penyimpangan perilaku itudapat disimpulkan.
       Pada kalimat (20) kata tentang (preposisi lainnya) yang terletak  
       antara predikat dan objek tidak boleh digunakan karena objek harus   
       berada langsung di belakang predikat. Pada kalimat (21) kata
       pemikiran tidak perlu diulang karena bentuk jamak sudah
       dinyatakan dengan menggunakan kata banyak. Atau dengan kata  
       lain, kata banyak dapat juga dihilangkan. Pada kalimat (22) kata
       daripada tidak perlu digunakan karena antara unsur-unsur frase  
       pemilikan tidak diperlukan preposisi. Pada kalimat (23) terdapat
       pengulangan keterangan ‘yang digunakan’. Pengulangan ini tidak
         perlu. Pada kalimat (24) terdapat dua buah konjungsi yaitu jika dan
         maka.Dengan adanya dua konjungsi ini, tidakdiketahui unsur mana
         sebagai induk kalimat dan unsur mana sebagai anak kalimat.
         Dengan demikian kedua unsur itu merupakan anak kalimat. Jadi,  
         kalimat (24) tidak mempunyai induk kalimat. Kalau begitu, satu
         konjungsi harus dihilangkan supaya satu dari dua unsur itu menjadi
         induk kalimat. Jadi, kalimat-kalimat (20-24) dapat diubah menjadi
         kalimat efektif sebagaimana terlihat pada data berikut.
(20a) Firmarina meneliti teka-teki bahasa Minangkabau.
(21a) Banyak pemikiran-pemikiran baru dilontarkan dalam pertemuan
         tersebut.
(21b) Pemikiran-pemikiran baru dilontarkan dalam pertemuan tersebut.
(22a) Pembangunan waduk itu menjadi sisa-sia pada musim kemarau
         panjang ini.
(23a) Air sungai yang digunakan penduduk tidak sehat.
(24a) Jika dapat ditemukan beberapa data lagi, gejala penyimpangan
         perilakuitu dapat disimpulkan.
         Berikut ini akan dicontohkan kalimat pleonasme yang terdiri atas  
         dua kata atau lebih yang mempunyai makna yang hampir sama.
(25)   Kita harus bekerja keras agar supaya tugas ini dapat berhasil.
         Kalimat (25) akan efektif jika diubah menjadi :
(25a) Kita harus bekerja keras supaya tugas ini dapat berhasil.
(25b) Kita harus bekerja keras agar tugas ini dapat berhasil.
6. Kalimat dengan Struktur Rancu
Kalimat rancu adalah kalimat yang kacau susunannya. Menurut Badudu (1983:21) timbulnya kalimat rancu disebabkan oleh (1) pemakai bahasa tidak mengusai benar struktur bahasa Indonesia yang baku, yang baik dan benar, (2) Pemakai bahasa tidak memiliki cita rasa bahasa yang baik sehingga tidak dapat merasakan kesalahan bahasa yang dibuatnya, (3) dapat juga kesalahan itu terjadi tidak dengan sengaja. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut.
(26) Dalam masyarakat Minangkabau mengenal sistem matriakat.
(27) Mahasiswa dilarang tidak boleh memakai sandal kuliah.
(28) Dia selalu mengenyampingkan masalah itu.
Kalimat (26) di atas disebut kalimat rancu karena kalimat tersebut tidak mempunyai subjek. Kalimat (26) tersebut dapat diperbaiki menjadi kalimat aktif (26a) dan kalimat pasif (26b). Sementara itu, kalimat (27) terjadi kerancuan karena pemakaian kata dilarang dan tidak boleh disatukan pemakaiannya. Kedua kata tersebut sama maknanya. Jadi, kalimat (27) dapat diperbaiki menjadi kalimat (27a) dan (27b). Pada kalimat (28) kerancuan terjadi pada pembentukan kata dan kalimat tersebut dapat diperbaiki menjadi kalimat (28a).
(26a) Masyarakat Minangkabau mengenal sistem matriakat.
(26b) Dalam masyarakat Minangkabau dikenal sistem matriakat.
(27a) Mahasiswa dilarang memakai sandal kuliah.
(27b) Mahasiswa tidak boleh memakai sandal kuliah.
(28a) Dia selalu mengesampingkan masalah itu.
         Di samping itu, juga terdapat bentukan kalimat yang tidak tersusun
         secara sejajar. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut.
(29)  Program kerja ini sudah lama diusulkan, tetapi pimpinan belum
        menyetujui.
Ketidaksejajaran bentuk pada kalimat di atas disebabkan oleh penggunaan bentuk kata kerja pasif diusulkan yang dikontraskan dengan bentuk aktif menyetujui. Agar menjadi sejajar, bentuk pertama menggunakan bentuk pasif, hendaknya bagian kedua pun menggunakan bentuk pasif. Sebaliknya, jika yang pertama aktif, bagian kedua pun aktif. Dengan demikian, kalimat tersebut akan memiliki kesejajaran jika bentuk kata kerja diseragamkan menjadi seperti di bawah ini.
(29a) Program kerja ini sudah lama diusulkan, tetapi belum disetujui
         pimpinan.
(29b) Kami sudah lama mengusulkan program ini, tetapi pimpinan belum
         menyetujuinya.
Pola Kesalahan
Berikut ini akan disampaikan beberapa pola kesalahan yang umum terjadi dalam penulisan serta perbaikannya agar menjadi kalimat yang efektif.
1. Penggunaan dua kata yang sama artinya dalam sebuah kalimat :
   - Sejak dari usia delapan tauh ia telah ditinggalkan ayahnya.
     (Sejak usia delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya.)
   - Hal itu disebabkan karena perilakunya sendiri yang kurang   
     menyenangkan.
     (Hal itu disebabkan perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.
   - Ayahku rajin bekerja agar supaya dapat mencukupi kebutuhan hidup.
     (Ayahku rajin bekerja agar dapat memenuhi kebutuhan hidup.)
   - Pada era zaman modern ini teknologi berkembang sangat pesat.
     (Pada zaman modern ini teknologi berkembang sangat pesat.)
   - Berbuat baik kepada orang lain adalah merupakan tindakan terpuji.
    (Berbuat baik kepada orang lain merupakan tindakan terpuji.)
2. Penggunaan kata berlebih yang ‘mengganggu’ struktur kalimat :
   - Menurut berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum   
     akan segera diubah.
     (Berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera
     diubah. Menurut berita yang saya dengar, kurikulum akan segera
     diubah.
    - Kepada yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.
      (Yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal)
3. Penggunaan imbuhan yang kacau :
    - Yang meminjam buku di perpustakaan harap dikembalikan.
    (Yang meminjam buku di perpustakaan harap mengembalikan. / Buku    
     yang dipinjam dari perpustakaan harap dikembalikan)
    - Ia diperingati oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi
     perbuatannya.
     (Ia diperingatkan oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi
     perbuatannya.
     - Operasi yang dijalankan Reagan memberi dampak buruk.
     (Oparasi yang dijalani Reagan berdampak buruk)
    - Dalam pelajaran BI mengajarkan juga teori apresiasi puisi.
    (Dalam pelajaran BI diajarkan juga teori apresiasi puisi. / Pelajaran BI   
    mengajarkan juga apresiasi puisi.)
4. Kalimat tak selesai :
   - Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial yang selalu   
   ingin berinteraksi.
   (Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial, selalu ingin 
   berinteraksi)
   - Rumah yang besar yang terbakar itu.
   (Rumah yang besar itu terbakar.)
5. Penggunaan kata dengan struktur dan ejaan yang tidak baku :
   - Kita harus bisa merubah kebiasaan yang buruk.
     (Kita harus bisa mengubah kebiasaan yang buruk.)
     Kata-kata lain yang sejenis dengan itu antara lain menyolok, menyuci,   
     menyontoh, menyiptakan, menyintai, menyambuk, menyaplok,
     menyekik, menyampakkan, menyampuri, menyelupkan dan lain-lain,
     padahal seharusnya mencolok, mencuci, mencontoh, menciptakan,
     mencambuk, mencaplok, mencekik, mencampakkan, mencampuri,
     mencelupkan.
   - Pertemuan itu berhasil menelorkan ide-ide cemerlang.
     (Pertemuan itu telah menelurkan ide-ide cemerlang.)
   - Gereja itu dilola oleh para rohaniawan secara professional.
     (Gereja itu dikelola oleh para rohaniwan secara professional.)
   - tau menjadi tahu
   - negri menjadi negeri
   - kepilih menjadi terpilih
   - faham menjadi paham
   - ketinggal menjadi tertinggal
   - himbau menjadi imbau
   - gimana menjadi bagaimana
   - silahkan menjadi silakan
   - jaman menjadi zaman
    - antri menjadi antre
    - trampil menjadi terampil
   - disyahkan menjadi disahkan
6. Penggunaan tidak tepat kata ‘di mana’ dan ‘yang mana’ :
   - Saya menyukainya di mana sifat-sifatnya sangat baik.
     (Saya menyukainya karena sifat-sifatnya sangat baik.)
   - Rumah sakit di mana orang-orang mencari kesembuhan harus selalu  
      bersih. (Rumah sakit tempat orang-orang mencari kesembuhan harus
      selalu bersih.)
   - Manusia membutuhkan makanan yang mana makanan itu harus
     mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh.
     (Manusia membutuhkan makanan yang mengandung zat-zat yang    
     diperlukan oleh tubuh.)
7. Penggunaan kata ‘daripada’ yang tidak tepat :
   - Seorang daripada pembatunya pulang ke kampung kemarin.
     (Seorang di antara pembantunya pulang ke kampung kemarin.)
  - Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar daripada   
    pengawasannya.
    (Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar dari pengawasannya.)
  - Tendangan daripada Ricky Jakob berhasil mematahkan perlawanan   
     musuh. (Tendangan Ricky Jakob berhasil mematahkan perlawanan
     musuh.)
8. Pilihan kata yang tidak tepat :
   - Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan waktu  
      untuk berbincang bincang dengan masyarakat.
      (Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan diri untuk
      berbincang-bincang dengan masyarakat.)
    - Bukunya ada di saya.
      (Bukunya ada pada saya.)
9. Kalimat ambigu yang dapat menimbulkan salah arti :
    - Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan  
      untuk memulai pembicaraan damai antara komunis dan pemerintah
      yang gagal.
      Kalimat di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang  
      gagal ? Pemerintahkah atau pembicaraan damai yang pernah
      dilakukan ?
      (Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan    
      untuk memulai kembali pembicaraan damai yang gagal antara pihak
      komunis dan pihak pemerintah.
    - Sopir Bus Santosa yang Masuk Jurang Melarikan Diri
       Judul berita di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa    
       yang dimaksud Santosa? Nama sopir atau nama bus? Yang masuk
      jurang busnya atau sopirnya ?
     (Bus Santoso Masuk Jurang, Sopirnya Melarikan Diri)
10. Pengulangan kata yang tidak perlu :
    - Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku setahun.
      (Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku.)
    - Film ini menceritakan perseteruan antara dua kelompok yang saling   
      menjatuhkan, yaitu perseteruan antara kelompok Tang Peng Liang
      dan kelompok Khong Guan yang saling menjatuhkan.
     (Film ini menceritakan perseteruan antara kelompok Tan Peng Liang
     dan kelompok Khong Guan yang saling menjatuhkan.)
11. Kata ‘kalau’ yang dipakai secara salah :
     - Dokter itu mengatakan kalau penyakit AIDS sangat berbahaya.
       (Dokter itu mengatakan bahwa penyakit AIDS sangat berbahaya.)
     - Siapa yang dapat memastikan kalau kehidupan anak pasti lebih baik   
       daripada orang tuanya?
       (Siapa yang dapat memastikan bahwa kehidupan anak pasti lebih  
       baik daripada orang tuanya?)


CONTOH-CONTOH KALIMAT EFEKTIF DAN TIDAK EFEKTIF
1. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus mebayar uang kuliah  
    ( tidak efektif )
    Seharusnya : Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar  
    uang kuliah.
2. Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen ( tidak efektif )
    Seharusnya :Dalam menyusun laporan itu, saya di bantu oleh para
    dosen.
3. Soal itu saya kurang jelas ( tidak efektif )
    Seharusnya :Soal itu bagi saya kurang jelas.
4. Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti
    acara pertama ( tidak efektif )
    Seharusnya :Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak  
     dapat mengikuti acara
    pertama.
5. Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu ( tidak efektif )
    Seharusnya : Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
6. Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting ( tidak efektif )
    Seharusnya : Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.
7. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes ( tidak efektif )
    Seharusnya : Harga minyak dibekukan atau dinaikan secara luwes.
8. Karena ia tidak diundang,dia tidak datang ke tempat itu
    ( tidak efektif )
    Seharusnya : Karena tidak diundang , dia tidak datang ke tempat itu.
9. Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa Presiden
     datang ( tidak efektif )
     Seharusnya : hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa    
     presiden datang.
10.Dia hanya membawa badannya saja ( tidak efektif )
     Seharusnya : Dia hanya membawa badannya.
11.Sejak dari pagi dia bermenung ( tidak efektif )
     Seharusnya : Sejak pagi dia bermenung.
12.Surat itu sudah saya baca ( tiak efektif )
     Seharusnya : Surat itu sudah saya baca.
13.Saran yang di kemukakannya kami akan pertimbangkan ( tidak   
     efektif ) Seharusnya : Saran yang dikemukakannya akan kami  
     pertimbangkan.
14.Mereka membicarakan dari pada kehendak rakyat ( tidak efektif )
     Seharusnya : Mereka membicarakan kehendak rakyat.
15.Pekerjaan itu dia tidak cocok ( tidak efektif )
     Seharusnya : Pekerjaan itu bagi dia tidak cocok.

 BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pndengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimasud oleh penulis atau pembicaranya.
Unsur-unsur dalam kalimat meliputi : subjek (S), prediket (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket).
Ciri-ciri kalimat efektif yaitu : Kesepadanan, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, kelogisan.

3.2 SARAN
1) Bagi para pendidik
Para pendidik sebaiknya memahami dengan seksama dan bena tentang bahasa indnesia yang memiliki berbagai ragam bahasa supaya dalam proses kegiatan belajar mengajar teradi komunikas yang baik dan tepat penggunaan bahasanya antara pendidik dengan peserta didik.
2) Bagi calon pendidik
Para calon pendidik sebaiknya memahami dan mencari pengetahuan secara seksama mengenai materi dalam makalah ini supaya pada saat pendidik terjun ke lapangan tidak terjadi kekeliruan dalam pemakaian bahasa terhadap peserta didik dengan pedidik.
3) Bagi lembaga sekolah
Lembaga sekoah sebaiknya memberikan dan menekankan perhatian penuh terhadap penggunaan ragam bahasa yang tepat agar terjalin komunikasi yang selaras. 
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Lukman dkk. 1991. Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Badudu, J.S. 1983. Membina Bahasa Indonesia baku. Bandung: Pustaka Prima.
Finoza, Lamuddin. 2002.. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.
Razak, Abdul. 1985. Kalimat Efektif. Jakarta: Gramedia.
http://Pengertian, Ciri, dan Penggunaan Kalimat Efektif.html.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pastikan komentar anda adalah berupa pertanyaan, koreksi, atau hal serupa lainnya yang bermanfaat bagi anda atau pengguna lainnya dikemudian hari, komentar yang bersifat basa-basi sepert, thanks, semoga bermanfaat, atau hal serupa lainnya akan dihapus.